SATUAN ACARA
PENYULUHAN
i.
TOPIK
Waspada
Akan Bahaya TBC
ii.
PERMASALAHAN
Kurangnya
informasi akan bahaya penyakit TBC
iii.
SASARAN
Pemuda
Karang Taruna RT 005/RW 003 Pulo Tawangsari Jombang
iv.
TEMPAT
dan WAKTU
Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Maret 2012
Waktu : 10.00 WIB – Selesai
Tempat :
Posyandu Pulo Tawangsari gg. 01 Pulolor Jombang
v.
TUJUAN
A. Tujuan
Umum
Setelah
dilakukan penyuluhan, diharapkan Peserta mampu memahami dan lebih waspada akan
bahaya TBC (Tuberkulosis).
B. Tujuan
Khusus
Setelah
dilakukan penyuluhan, Peserta dapat:
Ø Menjelaskan
pengertian penyakit TBC
Ø Menjelaskan
penyebab TBC
Ø Menjelaskan
kewaspadaan terhadap TBC
Ø Menjelaskan
tentang penanganan TBC
vi.
MATERI
Terlampir
vii.
METODE
PENYAMPAIAN
a.
Ceramah
b.
Tanya Jawab
viii.
MEDIA
Leaflet
Powerpoint
ix.
TABEL
KEGIATAN
Tahap
Kegiatan dan Waktu
|
Kegiatan
|
Media
|
|
Perawat
|
Peserta
|
||
Pembukaan
( 5 menit )
|
i.
Salam Pembuka
ii. Memperkenalkan
diri
iii. Menjelaskan
maksud dan tujuan
iv. Membagikan
leaflet
|
Mendengarkan
dan memperhatikan perawat/penyaji
|
Powerpoint
dan leaflet
|
Penyajian
( 15 menit )
|
Menyampaikan
materi
|
Mendengarkan
dan memperhatikan penyaji
|
Powerpoint
dan leaflet
|
Penutupan
( 10 menit )
|
i.
Melakukan tanya jawab
ii. Menutup
pertemuan
|
Memperhatikan
dan ikut bertanya serta menjawab
|
Powerpoint
dan leaflet
|
x.
EVALUASI
A. Evaluasi
Struktur : Diharapkan penyuluhan
berjalan sesuai dengan struktur yang telah dibuat.
B. Evaluasi
proses : Diharapkan peserta
sasaran mengikuti sampai kegiatan selesai dilaksanakan.
C. Evaluasi
Hasil : Diharapkan peserta mengerti
tentang waspada penyakit TBC.
xi.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Nurchasanah.
2009. Ensiklopedi Kesehatan Wanita. Yogyakarta:
Familia
2. Soedarto.
2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta:
Sagung Seto
3.
Widiyanto, Sentot. 2009. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta:
PT Pustaka Insan Madani
4.
Misnadiarly. 2007. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC. Semarang: Yayasan Obor
Indonesia
5.
Laban, Yoannes Y. 2007. TBC: Penyakit & Cara Pencegahan. Yogyakarta:
Kanisius
MATERI
A.
Definisi
TBC
TBC atau dikenal juga dengan
Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh basil tahan asam disingkat BTA,
nama lengkapnya Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini pada umumnya menyerang paru-paru, namun terkadang
juga dapat menyerang organ lain seperti ginjal, tulang, limpa, dan otak.
Tuberculosis
berasal dari bahasa Latin “Tuberkel”
yang artinya tonjolan kecil dan keras yang terbentuk sewaktu sistem kekebalan
tubuh membangun dinding pengaman untuk membungkus bakteri Mycobacterium
tuberculosis di dalam paru-paru.
B.
Penyebab TBC
Seperti yang
telah dijelaskan di atas, Tuberculosis disebabkan oleh Basil Tahan Asam,
Mycobacterium tuberculosis. Di dalam jaringan tubuh, bakteri Mycobacterium
tuberculosis berada dalam keadaan dormant, yaitu tidak aktif atau tertidur
dalam waktu beberapa tahun. Mycobacterium tuberculosis akan mati dengan cepat
jika terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama
beberapa jam bila berada di tempat yang gelap dan lembab.
C.
Penularan TBC
Tuberculosis
ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-titik air dari bersin
atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, Bakteri TBC terhisap
melalui saluran pernapasan masuk ke dalam paru, kemudian bakteri masuk lagi ke
saluran limfe paru dan dari ini bakteri TBC menyebar ke seluruh tubuh melalui
aliran darah. Melalui aliran darah inilah bakteri TBC menyebar ke berbagai
organ tubuh. Anak-anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di
sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum,
rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah.
D.
Gejala TBC
Ø Gejala Umum
1. Batuk lebih dari empat minggu. Pengobatan biasa
yang dilakukan seperti biasa tak mampu meredakan frekuensi batuk.
2. Batuk menahun dan berlendir., terutama waktu
bangun tidur.
3. Panas ringan pada sore hari dan berkeringat pada
malam hari.
4. Terdapat rasa sakit pada dada atau punggung atas.
5. Berat badan turun dan badan semakin lemah dalam
beberapa tahun berturutan.
6. Pada anak-anak seringkali dapat diraba di tepi
kanan atau kirinya terdapat benjolan (pembengkakan kelenjar-kelenjar).
Ø Gejala Khusus
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terserang,
bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru)
akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara
“mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
2. Jika ada cairan di rongga pleura (pembungkus
paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit di dada.
3. Jika mengenai tulang, akan terjadi gejala seperti
infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada
kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan
pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya
adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran, dan kejang-kejang.
E.
Diagnosa TBC
TBC dapat
kita diagnosa melalui pengkajian dari
gejala klinis ,pemeriksaan fisik ,gambaran radiologi atau Rontgen Paru dan pemeriksaan laboratorium klinis maupun bakteriologis.
1. Gejala klinis yang sering ditemui pada
tuberculosis paru adalah batuk yang tidak spesifik tetapi progresif.
2. Pada pemeriksaan fisik kadang kita dapat
menemukan suara yang khas tergantung seberapa luas dan dan seberapa jauh
kerusakan jaringan paru yang terjadi.
3. Pemeriksaan Rontgen dapat menunjukkan gambaran
yang bermacam macam dan tidak dapat dijadikan gambaran diagnostik yang absolut
dari Tuberculosis Paru.
4. Pada pemeriksaan laboratorium ,peningkatan
Laju Endap Darah dapat menunjukan
proses yang sedang aktif ,tapi laju endap darah yang normal bukan
berarti menyingkirkan adanya proses Tuberculosis.
5. Penemuan adanya BTA pada Dahak , bilasan bronkus
,bilasan lambung ,cairan pleura atau jaringan paru adalah sangat penting untuk
mendiagnosa TBC Paru. Sering dianjurkan untuk pemeriksaan dahak sebanyak 3
kali untuk dahak yang diambil pada pagi
hari.
F.
Pencegahan TBC
1. Makan makanan yang baik dengan gizi yang
seimbang.
2. Olahraga teratur.
3. Istirahat yang cukup.
4. Mengkonsumsi multivitamin yang membantu menjaga
daya tahan tubuh.
5. Biasakan mencuci tangan.
6. Berhenti merokok, hindari minum minuman
beralkohol, dan obat bius atau penenang.
7. Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah.
8. Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari
dapat masuk.
9. Menggunakan masker saat kontak atau berada di
dalam suatu ruangan dengan penderita TBC.
10. Pemberian vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guerin )
G.
Pengobatan TBC
Minum obat
dengan teratur dan benar sesuai dengan anjuran dokter selama 6 bulan berturut-turut tanpa terputus.
Jenis, jumlah, dan dosis obat yang cukup serta teratur dalam menjalankan proses
pengobatan. Bila minum obat tidak teratur maka dapat berakibat kuman TBC tidak
mati, tumbuh resistensi obat, kuman menjadi kebal sehingga kuman TBC sulit
sembuh.
Ada dua jenis obat yang diberikan kepada penderita TBC;
·
Obat Primer : Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide,
Streptomycin, Ethambutol.
· Obat
Sekunder : Exonamide,
Paraaminosalisilat, Amikacin, Cycloserin, Kapreomicin, Kanamicin.
Demi
suksesnya pengobatan ini WHO menganjurkan menggunakan strategi penyembuhan
jangka pendek dengan pengawasan langsung yang dikenal dengan istilah DOTS (
Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy) yang meliputi mendeteksi
pasien, melakukan pengobatan, dan melakukan pengawasan langsung. Anggota keluarga
ikut aktif dalam memperhatikan penderita dalam meminum obatnya secara teratur
dan benar.