Selasa, 27 November 2012

Diet


BAB I
PENDAHULUAN

i.      Latar Belakang
Kebutuhan akan asupan nutrisi merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk bertahan hidup. Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan kelengkapan gizi untuk pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi kebutuhan nutrisi.
Namun terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala terjadi gangguan pada sistem pencernaan. Gangguan tersebut utamanya adalah gangguan pada saluran cerna. Jika seseorang mengalami gangguan saluran cerna, maka harus ada langkah rehabilitasi, salah satu caranya yaitu dengan melakukan diet saluran cerna.

ii.    Rumusan Masalah
            Berikut ini adalah rumusan masalah mengenai diet pada saluran pencernaan:
1.         Apa definisi diet?
2.         Apa saja faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang?
3.         Apa saja faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet?
4.         Apa yang dimaksud dengan diet saluran cerna?
5.         Bagaimana diet yang sehat itu?

iii.  Ruang Lingkup Pembahasan
Ada pun ruang lingkup pembahasan yang akan dipaparkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.             Definisi diet.
2.             Faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang.
3.             Faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet.
4.             Definisi diet saluran cerna.
5.             Diet yang sehat.

iv.  Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari pembahasan mengenai diet saluran cerna adalah sebagai berikut:
1.             Menjelaskan tentang definisi diet.
2.             Memaparkan faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang.
3.             Memaparkan faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet.
4.             Menjelaskan definisi diet saluran cerna.
5.             Menjelaskan diet yang sehat.

v.    Manfaat Penulisan Makalah
Berikut adalah manfaat dari penulisan makalah mengenai diet saluran cerna:
1.             Pembaca dapat mengerti definisi diet.
2.             Pembaca mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada masa tubuh.
3.             Pembaca mengetahui faktor yang mendorong seseorang melakukan diet.
4.             Pembaca dapat mengerti definisi saluran cerna.
5.             Pembaca dapat memahami tentang diet yang sehat.


BAB II
PEMBAHASAN

i.      Definisi Diet
Dalam konteks bahasa, istilah diet memiliki arti sebagai jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang. Di Indonesia, penggunaan istilah diet lebih menunjukkan pada usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Dalam pembahasan ini, diet yang dimaksud adalah usaha menurunkan berat badan atau pengaturan asupan nutrisi.
Terdapat 3 klasifikasi dari diet:
1.      Menurunkan Berat Badan
2.      Meningkatkan Berat Badan
3.      Pantang Terhadap Makanan Tertentu

Definisi diet menurut para ahli:
1.        Muda (2003)
Diet merupakan aturan makan khusus untuk kesehatan dan sebagainya ( biasanya atas petunjuk dokter ), berpantang atau menahan diri terhadap makanan tertentu untuk kesehatan, mengatur kuantitas, dan jenis makanan untuk mengurangi berat badan atau karena penyakit.
2.        Kim dan Lennon (2006)
Diet adalah pengurangan kalori untuk mengurangi berat badan.
3.        Hawks (2008)
Diet merupakan usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan.

ii.    Jenis Perilaku Diet
A.  Diet Sehat
            Diet dapat diasosiasikan dengan perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat, seperti mengubah pola makan dengan mengkonsumsi makanan rendah kalori atau rendah lemak, dan menambah aktivitas fisik secara wajar. Diet sehat dapat membuat seseorang memiliki tubuh ideal tanpa mendatangkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh. Diet sehat dapat dilakukan dengan cara mengurangi masukan kalori ke dalam tubuh namun tetap menjaga pola makan yang dianjurkan oleh pedoman gizi seimbang (Anwar, dalam Elga, 2007). Orang yang melakukan diet untuk alasan kesehatan akan melakukan cara yang sehat pula, misalnya mengikuti pola makan yang dianjurkan (Kim dan Lennon, 2006).

            Ada pun hal-hal yang harus ditunjang agar diet itu tetap sehat adalah sebagai berikut:
1.    Menetapkan Target
Dalam melakukan diet, Harus ada tetapan target waktu dan berat badan yang diinginkan saat melakukan diet sehingga asupan nutrisi dapat terjaga.
2.    Sesuai Gejala
Diet akibat gangguan penyakit harus disesuaikan dengan gejala penyakit tersebut. Jangan sampai terjadi kesalahan jenis diet.
3.    Olahraga Seimbang
Meski pun melakukan diet, seseorang harus mengimbanginya dengan olahraga supaya otot dapat tetap bekerja dengan optimal.

            Adapun pola makan sehat yang dianjurkan agar seseorang senantiasa mendapatkan nutrisi yang seimbang bagi tubuh mereka adalah:
1.    Berbagai macam variasi dari buah-buahan dan sayuran, sebaiknya dikonsumsi paling sedikit lima porsi sehari.
2.    Beberapa makanan yang mengandung karbohidrat sebaiknya dikonsumsi, khususnya yang mengandung serat tinggi seperti roti, pasta, sereal dan kentang.
3.    Daging, ikan, dan sejenisnya dikonsumsi dalam jumlah sedang dan lebih dianjurkan untuk memilih yang rendah lemak.
4.    Susu dan produk-produk olahan dari susu sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah sedang dan mengandung kadar lemak yang rendah.
5.    Cemilan dan makanan yang mengandung gula seperti keripik kentang, permen, dan minuman yang mengandung gula sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah kecil dan jarang.

B.  Diet tidak sehat
            Diet jenis ini dapat diasosiasikan dengan perilaku yang membahayakan kesehatan dapat dilakukan dengan berpuasa ( diluar niat ibadah ) atau melewatkan waktu makan dengan sengaja, penggunaan obat penurun berat badan, penahan nafsu makan, dan muntah dengan disengaja. Orang-orang yang berdiet semata-mata bertujuan untuk memperbaiki penampilan akan cenderung menempuh cara-cara yang tidak sehat untuk menurunkan berat badan mereka.


C.  Diet Saluran Cerna
            Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities dan tipoid.

a)    Flatulensi
       Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya jumlah gas dalam saluran pencernaan. Flatulensi disebabkan adanya udara (gas) yang ikut masuk dalam saluran pencernaan.
       Flatulensi biasanya menyebabkan nyeri perut, kembung, sendawa dan banyak kentut. Tetapi hubungan antara flatulensi dan beberapa gejala ini tidak diketahui. Beberapa orang tampaknya peka terhadap pengaruh gas dalam saluran pencernaan, sedangkan yang lainnya bisa mentolerir sejumlah besar gas tanpa menimbulkan gajala-gejala.
       Seseorang yang sering bersendawa atau mengeluarkan gas secara berlebihan harus mengubah pola makannya dengan menghindari makanan yang sulit dicerna. Hal ini bisa dimulai dengan menghindari susu dan produk olahannya, kemudian buah segar, sayuran tertentu dan makanan lainnya. Sendawa juga bisa disebabkan oleh minuman bersoda atau antasid (misalnya baking soda) sehingga patut diminimalisir konsumsi air bersoda jika terjadi flatulensi.

b)   Diare
       Diare merupakan feses terlalu cair yang dikeluarkan oleh tubuh akibat penyerapan zat-zat makanan yang tidak sempurna dalam saluran pencernaan. Diare disebabkan oleh beberapa faktor:
1.    Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
2.    Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
3.    Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4.    Pemanis buatan
       Saat terjadi diare, diet yang dapat dilakkukan adalah pengaturan makanan secara umum yaitu dengan pemenuhan cairan yang cukup. Suhu makanan yang hangat, bentuk makanan lunak, bumbu tidak merangsang, sayuran dan buah tidak menimbulkan gas.
       Dalam diet saat diae, hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar.
c)    Gastrities
       Gastrities adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Reeves,2002).
       Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung bersifat ad libitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung dilaksanakan berdasarkan kehendak pasien.
       Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat makanan yang halus (soluble dietary fiber). Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara berlebihan, dan yang bersifat melekat. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin.
       Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain garam, alkohol, rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa minuman ringan (soft drinks), dan coklat.

d)   Tipoid (Tipes)
       Penyebab dari demam tifoid adalah kuman Salmonella paratyphi yang masuk ke tubuh manusia melalui makanan. Sebagian kuman dimusnahkan di dalam lambung, sebagian lagi lolos masuk ke dalam usus dan berkembang biak. Kuman kemudian akan menembus epitel dan ke lamina propia. Di lamina propia, kuman akan dofagositosis dan berkembang biak dalam makrofag. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar plague peyeri  yang mengalami nekrosis.
       Terjadi problem gizi bagi penderita tipus/gejala tipus karena otot kehilangan protein sebanyak 250-500 gram dari jaringan otot setiap harinya. Cadangan glikogen secara cepat menipis dan keseimbangan cairan terganggu.
       Penyerapan nutrisi mengalami gangguan akibat traktus gastrointestinal mengalami inflamasi/iritasi/diare dalam jangka waktu lama.Luka pada intestinum yang parah pada sakit yang berkepanjangan dapat menyebabkan pendarahan bahkan perforasi usus.

       Diet untuk penderita tipoid adalah dilakukan beberapa pantangan konsumsi makanan. Makanan yang dianjurkan adalah:
1.    Jus, sup, makanan berkuah atau air mineral lebih dari 2,5 liter perhari.
2.    Susu atau produk-produk turunannya.
3.    Makanan dengan nilai protein tinggi, seperti: telur, daging yang sudah dihaluskan, ikan, unggas, keju, dll.
4.    Makan halus dengan kadar gula tinggi, seperti: madu, selai, permen/gula, agar-agar, cincau, kolang-kaling, nata de coco, rumput laut, dll.
5.    Makanan yang mengandung serat rendah, buah-buahan matang, kentang, dll agar motilitas usus berkurang. Sayuran dengan serat halus/soluble dietary fibre, seperti: daun bayam, labu siam, lobak, pare, terong, wortel, dll.
Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah sebagai berikut:
1.    Makanan yang memiliki rasa kuat, seperti: bawang putih, bawang merah, makanan yang dibakar.
2.    Makanan yang mengandung senyawa yang mengiritasi, seperti: bumbu yang terlalu tajam, cabai, sambal/saus pedas, cuka, dll.
3.    Makanan yang melekat: dodol, ketan, dll.
4.    Makanan yang menimbulkan gas: nangka, durian, nanas, kembang kol, dll.
5.    Makanan yang mengandung serat tinggi/non-soluble dietary fibre: kangkung, batang bayam, daun pepaya, ketela, biji-bijian utuh (jagung, beras merah, meras tumbuk, dll).
6.    Pasien tipus/gejala tipus tidak harus makan bubur. Sebenarnya bubur tidak terlalu baik untuk pasien mengingat kalori dalam bubur hanya 1/5 kalori nasi.

iii.  Faktor Seseorang Melakukan Diet
Ada beberapa alasan seseorang melakukan diet, berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet:
1.    Kadar Lemak Tinggi
Apabila kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu program diet untuk menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi obesitas. Lemak merupakan zat gizi yang akan disimpan di dalam kulit sebagai cadangan energi, jika lemak tertimbun banyak, bisa terjadi peningkatan masa tubuh, proses metabolisme pun akan cenderung lebih berat dilakukan oleh tubuh.
2.    Hasrat Diri
Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau menurunkan masa tubuh supaya sesuai dengan rentang normal IMT (Indeks Massa Tubuh). Hasrat diri untuk melakukan diet ini biasanya dilakukan oleh model atau artis untuk menjaga bentuk tubuhnya.
3.    Tekanan Darah
Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan-pantangan untuk makanan tertentu supaya tekanan kembali menjadi normal.
4.    Pola Makan
Diet juga dipengaruhi oleh pola makan, jika seseorang memiliki pola makan tidak teratur, seseorang tersebut akan berusaha kembali mengatur pola makannya dengan cara melakukan diet.
5.    Gangguan Penyakit
Seseorang yang terkena gangguan seperti pada saluran cerna, diabetes dan lainnya akan melakukan diet untuk menjaga asupan nutrisi agar tidak memperparah gangguan tersebut.

iv.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diet
a)    Jenis Kelamin
       Perilaku diet menjadi lebih umum diantara anak perempuan ketimbang laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian Vereecken dan Maes ( dalam Papalia, 2008 ), pada usia 15 tahun, lebih dari setengah remaja perempuan di enam belas negara melakukan diet atau berpikir mereka harus melakukan hal tersebut karena pada umumnya perempuan memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibanding laki-laki.
b)   Status Berat Badan
       Dwyer (1997) mengatakan bahwa orang yang memiliki berat badan lebih, lebih perhatian terhadap berat badan daripada orang yang lebih ringan.
c)    Kelas Sosial
       Perilaku diet dan perhatian terhadap berat badan cenderung terjadi pada orang yang kelas sosialnya tinggi daripada yang rendah (Dwyer, 1997).

v.    Dampak Perilaku Diet
Menurut Hawks (2008), perilaku diet dapat menimbulkan dampak bagi seseorang, yaitu:
a)    Dampak Biologis
       Peneliti mengatakan bahwa diet akan meningkatkan level sistemik cortisol. Cortisol merupakan pertanda dari timbulnya stres, yang merupakan prediktor terhadap level rasa lapar dan hal ini merupakan faktor yang berisiko terhadap timbulnya tulang yang rapuh.

b)   Dampak Psikologis
       Individu yang melakukan diet biasanya akan lebih depresi dan emosional daripada individu yang tidak diet, dan akan mengalami kecemasan, serta kurangnya penyesuaian diri yang baik pada area sosialisasi, kematangan, tanggung jawab, dan struktur nilai intra personal.


BAB III
PENUTUP

i.      Kesimpulan
Diet adalah usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Terdapat 3 klasifikasi dari diet, yaitu diet untuk:
1.    Menurunkan Berat Badan
2.    Meningkatkan Berat Badan
3.    Pantang Terhadap Makanan Tertentu
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities dan tipoid.

ii.    Saran
Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil; penyesuaian gejala serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet akan tetap sehat. Penyesuaian gejala utamanya dilakukan saat terjadi gangguan (seperti gangguan saluran cerna) dan diharuskan melakukan diet, sehingga nantinya diet akan lebih maksimal memberikan hasil.


DAFTAR PUSTAKA

1.    Notadmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
2.    Toruan, Phaidon L. 2007. Fat-loss Not Weight-loss, Gemuk Tapi Ramping. Jakata: Trans Media
3.    D’Adamo, Peter J. 2007. Diet Sehat Golongan Darah untuk Mencegah dan Mengobati Artritis dan Gangguan Persendian. Yogyakarta: Bhuana Ilmu Populer (BIP)
4.    Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet – Hubungannya Dengan Penyakit – penyakit untuk Perawat dan Dokter. Jakarta: Andi Publisher
5.    Agustina, Elza. 2011. 100% Buku Pintar Diet Sehat, Diet Obesitas, dan Diet Kesehatan. Jakarta: Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar