BAB I
PENDAHULUAN
i.
Latar Belakang
Kebutuhan akan asupan nutrisi
merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk bertahan hidup.
Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan kelengkapan gizi untuk
pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi kebutuhan nutrisi.
Namun terkadang kebutuhan akan
nutrisi tersebut terhambat manakala terjadi gangguan pada sistem pencernaan.
Gangguan tersebut utamanya adalah gangguan pada saluran cerna. Jika seseorang
mengalami gangguan saluran cerna, maka harus ada langkah rehabilitasi, salah
satu caranya yaitu dengan melakukan diet saluran cerna.
ii.
Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah
mengenai diet pada saluran pencernaan:
1.
Apa definisi diet?
2.
Apa saja faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang?
3.
Apa saja faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet?
4.
Apa yang dimaksud dengan diet saluran cerna?
iii.
Ruang Lingkup Pembahasan
Ada pun ruang lingkup pembahasan
yang akan dipaparkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Definisi diet.
2.
Faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang.
3.
Faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet.
4.
Definisi diet saluran cerna.
5.
Diet yang sehat.
iv.
Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari pembahasan mengenai diet
saluran cerna adalah sebagai berikut:
1.
Menjelaskan tentang definisi diet.
2.
Memaparkan faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang.
3.
Memaparkan faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan
diet.
4.
Menjelaskan definisi diet saluran cerna.
5.
Menjelaskan diet yang sehat.
v.
Manfaat Penulisan Makalah
Berikut adalah manfaat dari
penulisan makalah mengenai diet saluran cerna:
1.
Pembaca dapat mengerti definisi diet.
2.
Pembaca mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada masa
tubuh.
3.
Pembaca mengetahui faktor yang mendorong seseorang melakukan
diet.
4.
Pembaca dapat mengerti definisi saluran cerna.
5.
Pembaca dapat memahami tentang diet yang sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
i. Definisi Diet
Dalam konteks bahasa, istilah diet
memiliki arti sebagai jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang. Di Indonesia, penggunaan istilah
diet lebih menunjukkan pada usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan
nutrisi. Dalam pembahasan ini, diet yang dimaksud adalah usaha menurunkan berat
badan atau pengaturan asupan nutrisi.
Terdapat 3 klasifikasi dari diet:
1. Menurunkan Berat Badan
2. Meningkatkan Berat Badan
3.
Pantang Terhadap Makanan Tertentu
Definisi diet menurut para ahli:
1.
Muda (2003)
Diet merupakan
aturan makan khusus untuk kesehatan dan sebagainya ( biasanya atas petunjuk
dokter ), berpantang atau menahan diri terhadap makanan tertentu untuk
kesehatan, mengatur kuantitas, dan jenis makanan untuk mengurangi berat badan
atau karena penyakit.
2.
Kim dan Lennon (2006)
Diet adalah
pengurangan kalori untuk mengurangi berat badan.
3.
Hawks (2008)
Diet merupakan
usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan
dengan tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan.
ii.
Jenis Perilaku Diet
A. Diet Sehat
Diet dapat diasosiasikan dengan perubahan perilaku ke
arah yang lebih sehat, seperti mengubah pola makan dengan mengkonsumsi makanan
rendah kalori atau rendah lemak, dan menambah aktivitas fisik secara wajar.
Diet sehat dapat membuat seseorang memiliki tubuh ideal tanpa mendatangkan efek
samping yang berbahaya bagi tubuh. Diet sehat dapat dilakukan dengan cara
mengurangi masukan kalori ke dalam tubuh namun tetap menjaga pola makan yang
dianjurkan oleh pedoman gizi seimbang (Anwar, dalam Elga, 2007). Orang yang
melakukan diet untuk alasan kesehatan akan melakukan cara yang sehat pula,
misalnya mengikuti pola makan yang dianjurkan (Kim dan Lennon, 2006).
Ada pun hal-hal yang harus ditunjang agar diet itu tetap
sehat adalah sebagai berikut:
1.
Menetapkan Target
Dalam melakukan diet, Harus ada tetapan target waktu dan berat badan yang
diinginkan saat melakukan diet sehingga asupan nutrisi dapat terjaga.
2.
Sesuai Gejala
Diet akibat gangguan penyakit harus disesuaikan dengan gejala penyakit
tersebut. Jangan sampai terjadi kesalahan jenis diet.
3.
Olahraga Seimbang
Meski pun melakukan diet, seseorang harus mengimbanginya dengan olahraga
supaya otot dapat tetap bekerja dengan optimal.
Adapun pola makan sehat yang dianjurkan agar seseorang
senantiasa mendapatkan nutrisi yang seimbang bagi tubuh mereka adalah:
1.
Berbagai macam variasi dari
buah-buahan dan sayuran, sebaiknya dikonsumsi paling sedikit lima porsi sehari.
2.
Beberapa makanan yang
mengandung karbohidrat sebaiknya dikonsumsi, khususnya yang mengandung serat
tinggi seperti roti, pasta, sereal dan kentang.
3.
Daging, ikan, dan sejenisnya
dikonsumsi dalam jumlah sedang dan lebih dianjurkan untuk memilih yang rendah
lemak.
4.
Susu dan produk-produk olahan
dari susu sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah sedang dan mengandung kadar lemak
yang rendah.
5.
Cemilan dan makanan yang
mengandung gula seperti keripik kentang, permen, dan minuman yang mengandung
gula sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah kecil dan jarang.
B. Diet tidak
sehat
Diet jenis ini dapat diasosiasikan
dengan perilaku yang membahayakan kesehatan dapat dilakukan dengan berpuasa (
diluar niat ibadah ) atau melewatkan waktu makan dengan sengaja, penggunaan
obat penurun berat badan, penahan nafsu makan, dan muntah dengan disengaja.
Orang-orang yang berdiet semata-mata bertujuan untuk memperbaiki penampilan
akan cenderung menempuh cara-cara yang tidak sehat untuk menurunkan berat badan
mereka.
C. Diet Saluran Cerna
Diet
saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare,
gastrities dan tipoid.
a)
Flatulensi
Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya
jumlah gas dalam saluran pencernaan. Flatulensi
disebabkan adanya udara (gas) yang ikut masuk dalam saluran pencernaan.
Flatulensi biasanya menyebabkan nyeri perut,
kembung, sendawa dan banyak kentut. Tetapi hubungan antara flatulensi dan beberapa
gejala ini tidak diketahui. Beberapa orang tampaknya peka terhadap pengaruh gas
dalam saluran pencernaan, sedangkan yang lainnya bisa mentolerir sejumlah besar
gas tanpa menimbulkan gajala-gejala.
Seseorang yang sering bersendawa atau mengeluarkan gas secara berlebihan harus mengubah pola makannya dengan menghindari makanan
yang sulit dicerna.
Hal ini bisa
dimulai dengan menghindari susu dan produk olahannya, kemudian buah segar,
sayuran tertentu dan makanan lainnya. Sendawa juga bisa disebabkan oleh minuman
bersoda atau antasid (misalnya baking soda) sehingga patut diminimalisir
konsumsi air bersoda jika terjadi flatulensi.
b)
Diare
Diare merupakan feses terlalu cair yang dikeluarkan
oleh tubuh akibat penyerapan zat-zat makanan yang tidak sempurna dalam saluran
pencernaan. Diare disebabkan oleh beberapa faktor:
1.
Infeksi oleh bakteri, virus atau
parasit.
2.
Alergi terhadap makanan atau obat
tertentu.
3.
Infeksi oleh bakteri atau virus
yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan,
Malaria, dll.
4.
Pemanis buatan
Saat terjadi diare, diet yang dapat dilakkukan
adalah pengaturan makanan secara umum yaitu dengan pemenuhan cairan yang cukup.
Suhu makanan yang hangat, bentuk makanan lunak, bumbu tidak merangsang, sayuran
dan buah tidak menimbulkan gas.
Dalam diet saat diae, hindari makan makanan yang
berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan
memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah
buang air besar.
c)
Gastrities
Gastrities adalah
peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila
mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain
(Reeves,2002).
Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung.
Prinsip diet pada penyakit lambung bersifat ad libitum, yang artinya adalah
bahwa diet lambung dilaksanakan berdasarkan kehendak pasien.
Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan
mengandung serat makanan yang halus (soluble dietary fiber). Makanan tidak boleh mengandung bahan yang
merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara
berlebihan, dan yang bersifat melekat. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu
panas atau dingin.
Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan
gastritis antara lain garam, alkohol, rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam
kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa minuman ringan (soft drinks), dan coklat.
d)
Tipoid (Tipes)
Penyebab dari demam tifoid adalah kuman Salmonella
paratyphi yang masuk ke tubuh manusia melalui makanan. Sebagian kuman
dimusnahkan di dalam lambung, sebagian lagi lolos masuk ke dalam usus dan
berkembang biak. Kuman kemudian akan menembus epitel dan ke lamina propia. Di
lamina propia, kuman akan dofagositosis dan berkembang biak dalam makrofag.
Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar
plague peyeri yang mengalami nekrosis.
Terjadi problem gizi bagi penderita tipus/gejala
tipus karena otot kehilangan protein sebanyak 250-500 gram dari jaringan otot
setiap harinya. Cadangan glikogen secara cepat menipis dan keseimbangan cairan
terganggu.
Penyerapan nutrisi mengalami gangguan akibat traktus
gastrointestinal mengalami inflamasi/iritasi/diare dalam jangka waktu lama.Luka
pada intestinum yang parah pada sakit yang berkepanjangan dapat menyebabkan
pendarahan bahkan perforasi usus.
Diet untuk penderita tipoid adalah dilakukan
beberapa pantangan konsumsi makanan. Makanan yang dianjurkan adalah:
1.
Jus, sup, makanan berkuah atau air
mineral lebih dari 2,5 liter perhari.
2.
Susu atau produk-produk
turunannya.
3.
Makanan dengan nilai protein
tinggi, seperti: telur, daging yang sudah dihaluskan, ikan, unggas, keju, dll.
4.
Makan halus dengan kadar gula
tinggi, seperti: madu, selai, permen/gula, agar-agar, cincau, kolang-kaling,
nata de coco, rumput laut, dll.
5.
Makanan yang mengandung serat
rendah, buah-buahan matang, kentang, dll agar motilitas usus berkurang. Sayuran
dengan serat halus/soluble dietary fibre, seperti: daun bayam, labu siam,
lobak, pare, terong, wortel, dll.
Sedangkan
makanan yang tidak dianjurkan adalah sebagai berikut:
1.
Makanan yang memiliki rasa kuat,
seperti: bawang putih, bawang merah, makanan yang dibakar.
2.
Makanan yang mengandung senyawa
yang mengiritasi, seperti: bumbu yang terlalu tajam, cabai, sambal/saus pedas,
cuka, dll.
3.
Makanan yang melekat: dodol,
ketan, dll.
4.
Makanan yang menimbulkan gas:
nangka, durian, nanas, kembang kol, dll.
5.
Makanan yang mengandung serat
tinggi/non-soluble dietary fibre: kangkung, batang bayam, daun pepaya, ketela,
biji-bijian utuh (jagung, beras merah, meras tumbuk, dll).
6.
Pasien tipus/gejala tipus tidak
harus makan bubur. Sebenarnya bubur tidak terlalu baik untuk pasien mengingat
kalori dalam bubur hanya 1/5 kalori nasi.
iii. Faktor Seseorang Melakukan Diet
Ada beberapa alasan seseorang
melakukan diet, berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang
melakukan diet:
1. Kadar Lemak Tinggi
Apabila
kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu program diet untuk
menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi obesitas. Lemak merupakan zat gizi
yang akan disimpan di dalam kulit sebagai cadangan energi, jika lemak tertimbun
banyak, bisa terjadi peningkatan masa tubuh, proses metabolisme pun akan
cenderung lebih berat dilakukan oleh tubuh.
2. Hasrat Diri
Diet
kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau menurunkan masa
tubuh supaya sesuai dengan rentang normal IMT (Indeks Massa Tubuh). Hasrat diri
untuk melakukan diet ini biasanya dilakukan oleh model atau artis untuk menjaga
bentuk tubuhnya.
3. Tekanan Darah
Jika
tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan-pantangan untuk
makanan tertentu supaya tekanan kembali menjadi normal.
4. Pola Makan
Diet
juga dipengaruhi oleh pola makan, jika seseorang memiliki pola makan tidak
teratur, seseorang tersebut akan berusaha kembali mengatur pola makannya dengan
cara melakukan diet.
5. Gangguan Penyakit
Seseorang
yang terkena gangguan seperti pada saluran cerna, diabetes dan lainnya akan
melakukan diet untuk menjaga asupan nutrisi agar tidak memperparah gangguan
tersebut.
iv.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Diet
a)
Jenis Kelamin
Perilaku diet menjadi lebih umum diantara
anak perempuan ketimbang laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian Vereecken dan
Maes ( dalam Papalia, 2008 ), pada usia 15 tahun, lebih dari setengah remaja
perempuan di enam belas negara melakukan diet atau berpikir mereka harus
melakukan hal tersebut karena pada umumnya perempuan memiliki lemak tubuh yang
lebih banyak dibanding laki-laki.
b)
Status Berat Badan
Dwyer (1997) mengatakan bahwa orang yang
memiliki berat badan lebih, lebih perhatian terhadap berat badan daripada orang
yang lebih ringan.
c)
Kelas Sosial
Perilaku diet dan perhatian terhadap
berat badan cenderung terjadi pada orang yang kelas sosialnya tinggi daripada
yang rendah (Dwyer, 1997).
v.
Dampak Perilaku Diet
Menurut Hawks (2008), perilaku
diet dapat menimbulkan dampak bagi seseorang, yaitu:
a)
Dampak Biologis
Peneliti mengatakan bahwa
diet akan meningkatkan level sistemik cortisol. Cortisol merupakan pertanda
dari timbulnya stres, yang merupakan prediktor terhadap level rasa lapar dan
hal ini merupakan faktor yang berisiko terhadap timbulnya tulang yang rapuh.
b)
Dampak Psikologis
Individu yang melakukan diet
biasanya akan lebih depresi dan emosional daripada individu yang tidak diet,
dan akan mengalami kecemasan, serta kurangnya penyesuaian diri yang baik pada
area sosialisasi, kematangan, tanggung jawab, dan struktur nilai intra
personal.
BAB III
PENUTUP
i.
Kesimpulan
Diet
adalah usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Terdapat 3
klasifikasi dari diet, yaitu diet untuk:
1. Menurunkan Berat Badan
2. Meningkatkan Berat Badan
3. Pantang Terhadap Makanan Tertentu
Diet
saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare,
gastrities dan tipoid.
ii.
Saran
Dalam
melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil; penyesuaian gejala
serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet akan tetap sehat.
Penyesuaian gejala utamanya dilakukan saat terjadi gangguan (seperti gangguan
saluran cerna) dan diharuskan melakukan diet, sehingga nantinya diet akan lebih
maksimal memberikan hasil.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Notadmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu
Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
2.
Toruan, Phaidon L. 2007. Fat-loss
Not Weight-loss, Gemuk Tapi Ramping. Jakata: Trans Media
3.
D’Adamo, Peter J. 2007. Diet Sehat Golongan Darah untuk Mencegah dan Mengobati Artritis dan
Gangguan Persendian. Yogyakarta: Bhuana Ilmu Populer (BIP)
4.
Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet – Hubungannya
Dengan Penyakit – penyakit untuk Perawat dan Dokter. Jakarta: Andi Publisher
5.
Agustina, Elza. 2011. 100% Buku Pintar Diet Sehat, Diet
Obesitas, dan Diet Kesehatan. Jakarta: Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar