Rabu, 28 November 2012

Kelainan Seksual


BAB II
PEMBAHASAN

i.          PENGERTIAN SEKSUAL
       Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal – hal yang berhubungan dengan perkara – perkara hubungan intim antara laki – laki dan perempuan. Karakter seksual masing – masing jenis intim kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda, hal ini seperti pendapat Hurlock, seorang ahli psikologi perkembangan, yang mengemukakan tanda – tanda kelamin skunder penting pada laki – laki dan perempuan.
Menurut Hurlock,
Pada remaja putra : Tumbuh rambut kemaluan, kulit menjadi kasar, otot bertambah besar dan kuat,suara membesar dll.
Pada remaja putri : Pinggul melebar, payudara mulai tumbuh, tumbuh rambut kemaluan, mulai mengalami haid,dll
Seiring dengan pertumbuhan primer dan skunder pada remaja ke arah kematangan sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar karena secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembang biakan dan mempertahankan keturunan.
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun secara sesama jenis. Bentuk – bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan dan senggama. Obyek seksual dapat berupa orang , baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khalayak atau diri sendiri. Sebagaimana tingkah laku ini memang tidak memiliki dampak, terutama bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial. Tetapi sebagai perilaku seksual ( yang dilakukan sebelum waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa salah, depresi, marah, dan agresif.

ii.          PENGERTIAN PENYIMPANGAN SEKSUAL
       Penyimpanagn seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan cara tidak sewajarnya. Biasanya cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar atau tujuan seksual yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, faktor genetik. Penyebab lainnya yang diduga dapatmenyebabkan perilaku seks menyimpang ialah penyalahgunaan obat dan alkohol. Obat – obatan tertentu memungkinkan seseorang yang memiliki potensi perilaku seks menyimpang melepaskan fantasi tanpa hambatan kesadaran.

iii.          MACAM – MACAM PENYIMPANGAN SEKSUAL
1.        Homoseksual
Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksual.Disebut gey bila penderitanya laki – laki dan lesbian untuk penderita perempuan.Istilah ini dari homoseksual adalah seksual invertion,contrary seksual feeling, atau urning istilah ini untuk laki – laki, sedangkan untuk perempuan selain lesbian juga bisa disebut urnigin. Lesbianisme berasal dari nama lesbos, nama sebuah pulau diluar Aegea tempat Sappo pada zaman Yunani tua (550 M) yang dikenal sebagai seseorang pecinta wanita.
Jumlah pria yang homoseksual itu diperkirakan 3-4 kali lebih banyak daripada wanita homoseksual. Ekspresi homoseksual ada 3 yaitu:
  1. Aktif, bertindak sebagai peria yang agrisif.
  2. Pasif, bertingkah laku dan berperan pasif- feminin seperti wanita.
  3. Bergantian peranan, terkadang memerankan fungsi wanita, dan terkadang memerankan sebagai pria.
Faktor – faktor  penyebab homoseksual pada laki - laki:
a.       Hereditar berupa ketidak imbangan hormon-hormon seks.
b.      Pengaruh lingkungan yang tidak baik bagi kematangan seksual normal.
c.       Seseorang selalu mencari kepuasan relasi homoseks, karena ia pernah menghayati pengalaman homoseksual yang menggairahkan pada masa remaja.
d.      Seseorang laki – laki yang pernah mengalami traumatis dengan ibunya, sehingga kebencian atau antipati terhadap ibunya dan semua wanita.
Faktor – faktor penyebab homoseksual pada perempuan:
a.       Wanita bersangkutan atau yang mengalami pervesi (salah bentuk)terlalu mudah menjadi jenuh dalam relasi heteroseksual dengan suaminya atau seorang pria.
b.      Tidak merasakan orgasme.

Dalam memilih patner seksual pada homoseksual pria ada yang menyukai pria remaja disebut ephobophilic atau peadophilic sedangkan homoseksual pada wanita yang menyukai gadis disebut parthenophilic, yang menyukai wanita dewasa disebut gyneacophilic yang menyukai wanita yang lebih tua disebut graophilic dan yang menyukai anak – anak perempuan disebut corophilic.

2.        Sadomasokisme atau Masokisme seksual
Sadisme seksual termasuk kelainan seksual yang mana kepuasan seksual diperoleh bila mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa pasangannya. Sadisme dengan mudah dapat dibuktikan keberadaan dalam diri pribadi normal, seksualitas kebanyakan pria menunjukkan suatu persenyawaan tindak agresif suatau hsrat untuk mengendalikan atau menaklukan, signifikan biologisyang terletak pada kebutuhan untuk mengatasi resistensi objek seksual melalui tindak “ yang bukan sekedar hanya untuk mengendalikan, hingga akhirnya sadisme menjadi komponen agresif insting seksual yang telah independen dam membesar diri dan angkat kepermukaan melalui proses displacement(pemindahan suatu efeksi atau pelekatan emosional dari satu objek kepada objek lainnya).
Penyebab adanya sadisme:
a.       Oleh pendidikan yang salah, timbullah anggapan bahwa kepuasan perbuatan seks itu adalah kotor, sehingga perlu ditindak dengan kekejaman dan kekerasan, dengan melakukan perbuatan sadisme.
b.      Didorong oleh nafsu berkuasa yang ekstrim, sehingga seseorang perlu menampilkan perbuatan kekejaman dan penyiksaan terhadap patner seksnya.
c.       Pengalaman oleh pengalaman traumatis dengan ibunya atau dengan seseorang wanita, sehingga oleh rasa dendam yang membara, seseorang laki – laki melakukan sadisme dalam bersenggama baik secara sadar maupun tidak sadar.
Sedangkan masokisme seksual merupakan kebalikan dari sadisme seksual. Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa untuk memperoleh kepuasan seksual. Hal ini karena yang bersangkutan membutuhkan derita yang lebih besar untuk mencapai kepuasan seksual atau orgasme.
Penyebab adanya masokisme:
a.       Pemaksaan atau pemerkosaan, penolakan korban menjadi gairah seksual pelaku dalam melakukan aksinya.
b.      Pelaku melakukan pemaksaan yang sebenarnya. Pemukulan sampai menimbulkan luka.
c.       Melukai bagian tubuh tertentu dari pasangannya sanpai mengeluarkan darah.
d.      Melakukan penyiksaan seksual dengan pemaksaan atau sampai melukai alat genetalianya.
e.       Melakukan penyiksaan berat dengan menggunakan cambuk, kejutan listrik, dsbg.

3.        Ekshibisionisme
Penderita ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Bila korban tetkejut, jijik dan menjerit ketakutan, ia akan semakin terangsang. Kondisi begini sering diderita pria, dengan memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan masturbasi hingga ejakulasi.
Penyebab terjadinya ekshibisonitis:
a.       Perasaan tidak mapan, rasa tidak aman, merasa dipojokkan atau dilupakan, rasa rendah diri.
b.      Dari sebab – sebab berikut timbul kompulsi – kompulsi dan dambaan diperhatikan, untuk diakui kejantanannya sebagai seorang laki – laki yang potent, dengan jalan memperlihatkan alat kelaminnya didepan umum.

4.        Hiperseks atau hypersexuality.
Secara normal,seorang pria akan berpasangan dan melakukan hubungan seksual dengan satu wanita yaitu istrinya. Tapi pria yang mengalami hiperseks, satu wanita tidak cukup untuk memuaskannya. Hiperseks merupakan penyimpangan seksual yang ditandai denagn tingginya keinginan untuk melakukan hubungan seksual dan sulitnya mengontror keinginan seksnya tersebut.Orang yang mengalami hiperseks memang sulit disembuhkan, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Terlebih banyak kasus ini berkaiyan dengan masalah kejiwaan, ketimbang masalah fisik.Seseorang yang tergolong pecandu seks adalah orang yang memiliki kelainan dorongan seksual, dan tidak bisa mengendalikan hasratnya.
Penyebab terjadinya hiperseks dari segi kejiwaan:
a.       Seks sebagai satu – satunya cara berkomunikasi. Biasanya terjadi pada orang yang tidak mampu membuka diri dan berkomunikasi dengan baik. Jadi, kalau dia mau berkomunikasi, ujung – ujungnya lewat hubungan intim.
b.      Pelepas ketegangan. Pada pekerja denga tinggkat stres tinggi, sering kali melampiaskan ketegangan dengan cara berhubungan seksual.
c.       Terobsesi segala hal berbau seks, meski sebenarnya dalam dirinya timbul konflik karena sadar terobsesi oleh seks itu tidak baik. Dan menganggap dirinya yang paling hebat, termasuk dalam hal seks.
d.      Perasaan rendah diri.Misalnya, seseorang tak kunjung memberikan kontribusi bagus untuk kehidupan rumah tangga, atau mamiliki latar belakang keluarga, status, pendidikan yang lebih rendah dari orang sekitarnya, dia bisa melampiaskan rasa rendah diri ini dengan kegagahan di tempat tidur.

5.        Voyerisme
Istilah voyerisme berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual. Setelah melakukan kegiatan mengintipnya, penderita tidak melakukan tindakan lebih lanjut terhadap korban yang diintip. Dia hanya mengintip atau melihat tidak lebih. Ejakulasinya dilakukan dengan cara bermasturbasi setelah atau selama mengintip atau melihat korbannya. Dengan kata lain, kegiatan mengintip atau melihat tadi merupakan rangsangan seksual bagi penderita untuk memperoleh kepuasan seksual.
Perbandingan Voyeurisme di kalangan pria dan wanita sangat besar, 9:1 sebab, biasanya wanita tidak senang melihat kegiatan seksual dan gambar atau film-film porno menurut psikoanalisa, fikasi terhadap pengalaman di masa anak-anak melihat orang tuanya bersenggama, merupakan dasar yang kuat bagi kebiasaan voyeuritisme.

6.        Fetishisme
     Fatishi berarti sesuatu yang dipuja.  Jadi pada penderita Fetishisme, aktivitas seksualnya disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (Breast Holder), celana dalam, kaos kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan seksual. Ia melakukan masturbasi dengan menggunakan kutang atau celana dalam yang ditempelkan dan digosok-gosokkan pada alat kelaminnya sehingga orang tersebut mengalami ejakulasi dan mendapatkan kepuasan. Namun ada juga penderita yang meminta pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan seksual yang sebenarnya pada pasangannya tersebut.

7.        Pedophilia
     Adalah orang dewasa yang suka melakukan hubungan seks/kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur. Biasanya pedofil memilih anak perempuan yang berumur antara 8 tahun sampai dengan umur 10 tahun. Sedangkan untuk anak laki-laki berkisar antara umur 10 sampai dengan umur 12 tahun. Biasanya hal ini disebabkan  oleh perkawinan yang tidak bahagia, tidak mempunyai anak bahkan sampai mengalami perceraian. Selain itu kebengisan istri dan lebih berkuasanya istri dalam rumah tangga juga bisa menjadi faktor munculnya seksual pedophilia.
     Selain itu praktek pedophilia biasanya juga dilakukan oleh laki-laki yang bersifat psikopatis, alkoholik, atau asusila. Umur rata-rata dari orang yang melakukan praktek pedophilia ini kurang lebih dari umur 35-45 tahun.  Praktek pedophilia ini bisa berupa:
·         Perbuatan ekshibisionistis dengan memperlihatkan alat kelamin sendiri pada anak-anak.
·         Memanipulasi tubuh anak-anak  (membelai-belai, mencium, mengeloni, menimang, dan lain-lain).
·         Sampai melakukan coitus dengan anak-anak.

8.        Incest
     Adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga sendiri, non suami istri, seperti antara ayah dan anak perempuan, dan ibu dengan anak laki-laki, atau pertalian keluarga angkat atau pertalian keluarga karena perkawinan menjadi penghalang atau terlarang untuk hubungan seksual. Sedangkan menurut hukum incest berarti persetubuhan antara orang-orang yang karena ikatan darah atau ikatan perkawinan tidak dapat menikah secara sah atau tidak diperbolehkannya adanya sebuah ikatan pernikahan.
     Misalnya persetubuhan antara anak tiri dengan ayah tiri atau ibu tiri, antara menantu dan mertuanya, atau antara adik ipar dan kakak ipar. Terhadap perbuatan-perbuatan persetubuhan tersebut hukum, agama, dan tradisi adat melarang dan mengancamnya dengan hukuman, karena alasan-alasan sosial dan biologis serta risiko yang timbul akibat perbuatan tersebut. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya incest ialah faktor sosial, kebudayaan, fisologik, alkohol, ekonomi hingga keterbatasan tempat tinggal, sehingga harus bertempat tinggal dengan anggota keluarga lainnya, serta faktor kejiwaan dan intelegensia (pendidikan) yang kurang.

9.        Necrophilia
     Adalah orang yang suka melakukan hubungan seksual dengan orang yang sudah menjadi mayat atau orang mati. Kejadian yang amat jarang terjadi ini diakibatkan karena pengalaman masa kecil yang pahit, masa perkembangan yang terluka hingga anak menanamkan rasa bersalah pada perasaannya dan merasa rendah diri, sehingga tidak ada keberanian untuk untuk menghadapi seksual yang nyata dan yang hidup.
     Praktek nekrofilia disebabkan antara orang lain oleh pelakunya yang dihinggapi rasa inferior yang begitu hebat karena mengalami trauma serius, sehingga dia tidak berani mengadakan relasi seks dengan seseorang wanita (yang masih hidup). Clotus dengan mayat itu kadang-kadang dibarengi dengan pengrusakan atau mutilasi terhadap mayat tersebut. Selain itu seorang nekrofilia bisa membunuh seseorang untuk dijadikan atau mendapatkan mayat, guna dipakai sebagai patner bercoltus.

10.    Zoophilia
     Zoophilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan hubungan seks dengan hewan. Hewan tersebut disetubuhi atau dilatih untuk merangsang secara seksual orang yang bersangkutan. Dasar penyebabnya karena merasa kekurangan untuk melakukan hubungan seks dengan manusia. Hewan dipandang lebih rendah, lebih mudah dikuasai dan dikendalikan sehingga kepuasan seksual terasa sempurna.

11.    Sodomi
Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks baik pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan pasangan perempuan. Dengan cara begitu ia akan menjadi lebih terangsang dan menjadi sangat bergairah.

12.    Frotteurisme
     Yaitu suatu bentuk kelainan seksual di mana seorang laki-laki mendapatkan kepuasan seks dengan cara menggosok-gosokkan alat kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat publik atau di tempat umum seperti di kereta, pesawat, bis, dan lain sebagainya.

13.    Gerontopilia
     Gerontophilia adalah suatu perilaku penyimpangan seksual di mana sang pelaku jatuh cinta dan dan mencari kepuasan seksual kepada orang yang berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek). Gerontopilia termasuk dalam salah satu diagnosis gangguan seksual, dari sekian banyak  gangguan seksual. Keluhan awalnya adalah merasa impoten bila menghadapi istri atau suami sebagai pasangan hidupnya, karena merasa tidak tertarik lagi. Semakin ia didesak oleh pasangannya maka ia semakin tidak berkutik, bahkan menjadi cemas. Gairah seksualnya kepada pasangan yang sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia telah bertemu dengan idamannya (kakek/nenek).
     Kasus gerontopilia mungkin jarang terdapat dalam masyarakat karena umumnya si pelaku malu untuk berkonsultasi ke ahli, dan tidak jarang mereka adalah anggota masyarakat biasa yang juga memiliki keluarga ( anak dan istri/suami) serta dapat menjalankan tugas-tugas hidupnya secara normal bahkan kadang-kadang mereka dikenal sebagai orang-orang yang berhasil/sukses dalam karirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar