BAB II
PEMBAHASAN
i.
PENGERTIAN
SEKSUAL
Pengertian seksual secara umum adalah
sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal – hal yang berhubungan
dengan perkara – perkara hubungan intim antara laki – laki dan perempuan.
Karakter seksual masing – masing jenis intim kelamin memiliki spesifikasi yang
berbeda, hal ini seperti pendapat Hurlock, seorang ahli psikologi perkembangan,
yang mengemukakan tanda – tanda kelamin skunder penting pada laki – laki dan
perempuan.
Menurut
Hurlock,
Pada
remaja putra : Tumbuh rambut kemaluan, kulit menjadi kasar, otot bertambah
besar dan kuat,suara membesar dll.
Pada
remaja putri : Pinggul melebar, payudara mulai tumbuh, tumbuh rambut kemaluan,
mulai mengalami haid,dll
Seiring dengan pertumbuhan primer dan skunder pada
remaja ke arah kematangan sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan untuk
menyalurkan keinginan seksualnya. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar
karena secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk
menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembang biakan dan
mempertahankan keturunan.
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun secara sesama
jenis. Bentuk – bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari
perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan dan senggama. Obyek seksual
dapat berupa orang , baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khalayak atau
diri sendiri. Sebagaimana tingkah laku ini memang tidak memiliki dampak,
terutama bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau
lingkungan sosial. Tetapi sebagai perilaku seksual ( yang dilakukan sebelum
waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti
rasa salah, depresi, marah, dan agresif.
ii.
PENGERTIAN
PENYIMPANGAN SEKSUAL
Penyimpanagn seksual adalah aktivitas
seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan
cara tidak sewajarnya. Biasanya cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah
menggunakan obyek seks yang tidak wajar atau tujuan seksual yang tidak wajar.
Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti
pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, faktor genetik. Penyebab
lainnya yang diduga dapatmenyebabkan perilaku seks menyimpang ialah
penyalahgunaan obat dan alkohol. Obat – obatan tertentu memungkinkan seseorang
yang memiliki potensi perilaku seks menyimpang melepaskan fantasi tanpa
hambatan kesadaran.
iii.
MACAM
– MACAM PENYIMPANGAN SEKSUAL
1.
Homoseksual
Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa
disorientasi pasangan seksual.Disebut gey bila penderitanya laki – laki dan
lesbian untuk penderita perempuan.Istilah ini dari homoseksual adalah seksual
invertion,contrary seksual feeling, atau urning istilah ini untuk laki – laki,
sedangkan untuk perempuan selain lesbian juga bisa disebut urnigin. Lesbianisme
berasal dari nama lesbos, nama sebuah pulau diluar Aegea tempat Sappo pada
zaman Yunani tua (550 M) yang dikenal sebagai seseorang pecinta wanita.
Jumlah
pria yang homoseksual itu diperkirakan 3-4 kali lebih banyak daripada wanita
homoseksual. Ekspresi homoseksual ada 3 yaitu:
- Aktif,
bertindak sebagai peria yang agrisif.
- Pasif,
bertingkah laku dan berperan pasif- feminin seperti wanita.
- Bergantian
peranan, terkadang memerankan fungsi wanita, dan terkadang memerankan
sebagai pria.
Faktor
– faktor penyebab homoseksual pada laki
- laki:
a. Hereditar
berupa ketidak imbangan hormon-hormon seks.
b. Pengaruh
lingkungan yang tidak baik bagi kematangan seksual normal.
c. Seseorang
selalu mencari kepuasan relasi homoseks, karena ia pernah menghayati pengalaman
homoseksual yang menggairahkan pada masa remaja.
d. Seseorang
laki – laki yang pernah mengalami traumatis dengan ibunya, sehingga kebencian
atau antipati terhadap ibunya dan semua wanita.
Faktor
– faktor penyebab homoseksual pada perempuan:
a. Wanita
bersangkutan atau yang mengalami pervesi (salah bentuk)terlalu mudah menjadi
jenuh dalam relasi heteroseksual dengan suaminya atau seorang pria.
b. Tidak
merasakan orgasme.
Dalam memilih patner seksual pada homoseksual pria
ada yang menyukai pria remaja disebut ephobophilic atau peadophilic sedangkan
homoseksual pada wanita yang menyukai gadis disebut parthenophilic, yang
menyukai wanita dewasa disebut gyneacophilic yang menyukai wanita yang lebih
tua disebut graophilic dan yang menyukai anak – anak perempuan disebut
corophilic.
2.
Sadomasokisme atau Masokisme seksual
Sadisme seksual termasuk kelainan seksual yang mana
kepuasan seksual diperoleh bila mereka melakukan hubungan seksual dengan
terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa pasangannya. Sadisme dengan mudah dapat
dibuktikan keberadaan dalam diri pribadi normal, seksualitas kebanyakan pria
menunjukkan suatu persenyawaan tindak agresif suatau hsrat untuk mengendalikan
atau menaklukan, signifikan biologisyang terletak pada kebutuhan untuk
mengatasi resistensi objek seksual melalui tindak “ yang bukan sekedar hanya
untuk mengendalikan, hingga akhirnya sadisme menjadi komponen agresif insting
seksual yang telah independen dam membesar diri dan angkat kepermukaan melalui
proses displacement(pemindahan suatu efeksi atau pelekatan emosional dari satu
objek kepada objek lainnya).
Penyebab
adanya sadisme:
a. Oleh
pendidikan yang salah, timbullah anggapan bahwa kepuasan perbuatan seks itu
adalah kotor, sehingga perlu ditindak dengan kekejaman dan kekerasan, dengan
melakukan perbuatan sadisme.
b. Didorong
oleh nafsu berkuasa yang ekstrim, sehingga seseorang perlu menampilkan
perbuatan kekejaman dan penyiksaan terhadap patner seksnya.
c. Pengalaman
oleh pengalaman traumatis dengan ibunya atau dengan seseorang wanita, sehingga
oleh rasa dendam yang membara, seseorang laki – laki melakukan sadisme dalam
bersenggama baik secara sadar maupun tidak sadar.
Sedangkan masokisme seksual merupakan kebalikan dari
sadisme seksual. Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau
disiksa untuk memperoleh kepuasan seksual. Hal ini karena yang bersangkutan
membutuhkan derita yang lebih besar untuk mencapai kepuasan seksual atau
orgasme.
Penyebab
adanya masokisme:
a. Pemaksaan
atau pemerkosaan, penolakan korban menjadi gairah seksual pelaku dalam
melakukan aksinya.
b. Pelaku
melakukan pemaksaan yang sebenarnya. Pemukulan sampai menimbulkan luka.
c. Melukai
bagian tubuh tertentu dari pasangannya sanpai mengeluarkan darah.
d. Melakukan
penyiksaan seksual dengan pemaksaan atau sampai melukai alat genetalianya.
e. Melakukan
penyiksaan berat dengan menggunakan cambuk, kejutan listrik, dsbg.
3.
Ekshibisionisme
Penderita ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan
seksualnya dengan memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang
sesuai dengan kehendaknya. Bila korban tetkejut, jijik dan menjerit ketakutan,
ia akan semakin terangsang. Kondisi begini sering diderita pria, dengan
memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan masturbasi hingga ejakulasi.
Penyebab
terjadinya ekshibisonitis:
a. Perasaan
tidak mapan, rasa tidak aman, merasa dipojokkan atau dilupakan, rasa rendah
diri.
b. Dari
sebab – sebab berikut timbul kompulsi – kompulsi dan dambaan diperhatikan,
untuk diakui kejantanannya sebagai seorang laki – laki yang potent, dengan
jalan memperlihatkan alat kelaminnya didepan umum.
4.
Hiperseks atau hypersexuality.
Secara normal,seorang pria akan berpasangan dan
melakukan hubungan seksual dengan satu wanita yaitu istrinya. Tapi pria yang
mengalami hiperseks, satu wanita tidak cukup untuk memuaskannya. Hiperseks
merupakan penyimpangan seksual yang ditandai denagn tingginya keinginan untuk
melakukan hubungan seksual dan sulitnya mengontror keinginan seksnya
tersebut.Orang yang mengalami hiperseks memang sulit disembuhkan, tetapi bukan
berarti tidak mungkin. Terlebih banyak kasus ini berkaiyan dengan masalah
kejiwaan, ketimbang masalah fisik.Seseorang yang tergolong pecandu seks adalah
orang yang memiliki kelainan dorongan seksual, dan tidak bisa mengendalikan
hasratnya.
Penyebab
terjadinya hiperseks dari segi kejiwaan:
a. Seks
sebagai satu – satunya cara berkomunikasi. Biasanya terjadi pada orang yang
tidak mampu membuka diri dan berkomunikasi dengan baik. Jadi, kalau dia mau
berkomunikasi, ujung – ujungnya lewat hubungan intim.
b. Pelepas
ketegangan. Pada pekerja denga tinggkat stres tinggi, sering kali melampiaskan
ketegangan dengan cara berhubungan seksual.
c. Terobsesi
segala hal berbau seks, meski sebenarnya dalam dirinya timbul konflik karena
sadar terobsesi oleh seks itu tidak baik. Dan menganggap dirinya yang paling
hebat, termasuk dalam hal seks.
d. Perasaan
rendah diri.Misalnya, seseorang tak kunjung memberikan kontribusi bagus untuk
kehidupan rumah tangga, atau mamiliki latar belakang keluarga, status,
pendidikan yang lebih rendah dari orang sekitarnya, dia bisa melampiaskan rasa
rendah diri ini dengan kegagahan di tempat tidur.
5.
Voyerisme
Istilah voyerisme berasal dari bahasa Prancis yakni
vayeur yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan
seksualnya dengan cara mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang,
mandi atau bahkan berhubungan seksual. Setelah melakukan kegiatan mengintipnya,
penderita tidak melakukan tindakan lebih lanjut terhadap korban yang diintip.
Dia hanya mengintip atau melihat tidak lebih. Ejakulasinya dilakukan dengan
cara bermasturbasi setelah atau selama mengintip atau melihat korbannya. Dengan
kata lain, kegiatan mengintip atau melihat tadi merupakan rangsangan seksual
bagi penderita untuk memperoleh kepuasan seksual.
Perbandingan Voyeurisme di kalangan pria dan wanita
sangat besar, 9:1 sebab, biasanya wanita tidak senang melihat kegiatan seksual
dan gambar atau film-film porno menurut psikoanalisa, fikasi terhadap
pengalaman di masa anak-anak melihat orang tuanya bersenggama, merupakan dasar
yang kuat bagi kebiasaan voyeuritisme.
6.
Fetishisme
Fatishi berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita Fetishisme, aktivitas
seksualnya disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (Breast Holder), celana
dalam, kaos kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan
seksual. Ia melakukan masturbasi dengan menggunakan kutang atau celana dalam
yang ditempelkan dan digosok-gosokkan pada alat kelaminnya sehingga orang
tersebut mengalami ejakulasi dan mendapatkan kepuasan. Namun ada juga penderita
yang meminta pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian
melakukan hubungan seksual yang sebenarnya pada pasangannya tersebut.
7.
Pedophilia
Adalah orang dewasa yang suka melakukan
hubungan seks/kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur. Biasanya
pedofil memilih anak perempuan yang berumur antara 8 tahun sampai dengan umur
10 tahun. Sedangkan untuk anak laki-laki berkisar antara umur 10 sampai dengan
umur 12 tahun. Biasanya hal ini disebabkan
oleh perkawinan yang tidak bahagia, tidak mempunyai anak bahkan sampai
mengalami perceraian. Selain itu kebengisan istri dan lebih berkuasanya istri
dalam rumah tangga juga bisa menjadi faktor munculnya seksual pedophilia.
Selain itu praktek pedophilia biasanya juga
dilakukan oleh laki-laki yang bersifat psikopatis, alkoholik, atau asusila.
Umur rata-rata dari orang yang melakukan praktek pedophilia ini kurang lebih
dari umur 35-45 tahun. Praktek
pedophilia ini bisa berupa:
·
Perbuatan ekshibisionistis dengan memperlihatkan
alat kelamin sendiri pada anak-anak.
·
Memanipulasi tubuh anak-anak (membelai-belai, mencium, mengeloni,
menimang, dan lain-lain).
·
Sampai melakukan coitus dengan
anak-anak.
8.
Incest
Adalah hubungan seks dengan sesama anggota
keluarga sendiri, non suami istri, seperti antara ayah dan anak perempuan, dan
ibu dengan anak laki-laki, atau pertalian keluarga angkat atau pertalian
keluarga karena perkawinan menjadi penghalang atau terlarang untuk hubungan
seksual. Sedangkan menurut hukum incest berarti persetubuhan antara orang-orang
yang karena ikatan darah atau ikatan perkawinan tidak dapat menikah secara sah
atau tidak diperbolehkannya adanya sebuah ikatan pernikahan.
Misalnya persetubuhan antara anak tiri
dengan ayah tiri atau ibu tiri, antara menantu dan mertuanya, atau antara adik
ipar dan kakak ipar. Terhadap perbuatan-perbuatan persetubuhan tersebut hukum,
agama, dan tradisi adat melarang dan mengancamnya dengan hukuman, karena
alasan-alasan sosial dan biologis serta risiko yang timbul akibat perbuatan
tersebut. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya incest ialah faktor sosial,
kebudayaan, fisologik, alkohol, ekonomi hingga keterbatasan tempat tinggal,
sehingga harus bertempat tinggal dengan anggota keluarga lainnya, serta faktor
kejiwaan dan intelegensia (pendidikan) yang kurang.
9.
Necrophilia
Adalah orang yang suka melakukan hubungan
seksual dengan orang yang sudah menjadi mayat atau orang mati. Kejadian yang
amat jarang terjadi ini diakibatkan karena pengalaman masa kecil yang pahit,
masa perkembangan yang terluka hingga anak menanamkan rasa bersalah pada
perasaannya dan merasa rendah diri, sehingga tidak ada keberanian untuk untuk
menghadapi seksual yang nyata dan yang hidup.
Praktek nekrofilia disebabkan antara orang
lain oleh pelakunya yang dihinggapi rasa inferior yang begitu hebat karena
mengalami trauma serius, sehingga dia tidak berani mengadakan relasi seks
dengan seseorang wanita (yang masih hidup). Clotus dengan mayat itu
kadang-kadang dibarengi dengan pengrusakan atau mutilasi terhadap mayat
tersebut. Selain itu seorang nekrofilia bisa membunuh seseorang untuk dijadikan
atau mendapatkan mayat, guna dipakai sebagai patner bercoltus.
10. Zoophilia
Zoophilia adalah orang yang senang dan
terangsang melihat hewan melakukan hubungan seks dengan hewan. Hewan tersebut
disetubuhi atau dilatih untuk merangsang secara seksual orang yang
bersangkutan. Dasar penyebabnya karena merasa kekurangan untuk melakukan
hubungan seks dengan manusia. Hewan dipandang lebih rendah, lebih mudah
dikuasai dan dikendalikan sehingga kepuasan seksual terasa sempurna.
11. Sodomi
Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks
melalui dubur pasangan seks baik pasangan sesama jenis (homo) maupun dengan
pasangan perempuan. Dengan cara begitu ia akan menjadi lebih terangsang dan
menjadi sangat bergairah.
12. Frotteurisme
Yaitu suatu bentuk kelainan seksual di mana
seorang laki-laki mendapatkan kepuasan seks dengan cara menggosok-gosokkan alat
kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat publik atau di tempat umum seperti di
kereta, pesawat, bis, dan lain sebagainya.
13. Gerontopilia
Gerontophilia adalah suatu perilaku
penyimpangan seksual di mana sang pelaku jatuh cinta dan dan mencari kepuasan
seksual kepada orang yang berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek).
Gerontopilia termasuk dalam salah satu diagnosis gangguan seksual, dari sekian
banyak gangguan seksual. Keluhan awalnya
adalah merasa impoten bila menghadapi istri atau suami sebagai pasangan
hidupnya, karena merasa tidak tertarik lagi. Semakin ia didesak oleh
pasangannya maka ia semakin tidak berkutik, bahkan menjadi cemas. Gairah
seksualnya kepada pasangan yang sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika ia
telah bertemu dengan idamannya (kakek/nenek).
Kasus gerontopilia mungkin jarang terdapat
dalam masyarakat karena umumnya si pelaku malu untuk berkonsultasi ke ahli, dan
tidak jarang mereka adalah anggota masyarakat biasa yang juga memiliki keluarga
( anak dan istri/suami) serta dapat menjalankan tugas-tugas hidupnya secara
normal bahkan kadang-kadang mereka dikenal sebagai orang-orang yang
berhasil/sukses dalam karirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar