BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Aktivitas belajar kegiatan yang tidak
terlepas dari faktor lain. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu
dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai
upaya lain yang tidak kalah pentingnya.
Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas
belajar seseorang itu dalam pembahasan ini disebut motivasi. Motivasi adalah
gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang
atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya
Motivasi mempunyai peranan yang strategis
dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa
motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan
motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya
diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.
B. Tujuan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang apa itu motivasi, teori-teori
motivasi dan hal-hal yang berhubungan dengan motivasi.
BAB 2
Pembahasan
A. Pengertian Motivasi
Pengertian motivasi menurut
beberapa para ahli :
a)
T.
Hani Handoko ( 2003:252)
“Keadaan pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu
guna mencapai tujuan”.
b)
H.
Hadari Nawawi (2003:351)
“Suatu keadaan
yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau
kegiatan yang berlangsung secara sadar”.
c)
Anwar
Prabu Mangkunegara (2002:95)
“kondisi yang
berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan
lingkungan kerja”.
d)
Henry
Simamora (2004:510)
“Sebuah fungsi
dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat
kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang
dikehendki”.
e)
Chung
dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes (2002:177)
“Tingkat usaha
yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan dengan
kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan”.
Dari pengertian-pengertian motivasi
di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau
kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan
sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.
Para ahli
psikologi berusaha menggolongkan motivasi yang ada dalam diri manusia atau
suatu organisme ke dalam dua bentuk yaitu :
1.
Motivasi
Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik
adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang
menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya
kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah
ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu
melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau
keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak
karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik motivations are inherent in the
learning situations and meet pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya
motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan
dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti
tadi dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui
segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.
2.
Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif
yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh
itu seseorang itu belajar,karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan
akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya.
Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin
mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari
segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan
esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi sebagai
proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor
Ekstern
Ø Lingkungan
sosial
Ø Pemimpin dan
kepemimpinannya
Ø Tuntutan
perkembangan organisasi atau tugas
Ø Dorongan atau
bimbingan atasan
2. Faktor Intern
Ø Pembawaan
individu
Ø Tingkat
pendidikan
Ø Pengalaman masa
lampau
Ø Keinginan atau
harapan masa depan.
Menurut para
ahli:
a.
Muhidin
Syah (1995:108-115)
1)
Faktor internal adalah faktor ynag ada dalam diri manusia itu sendiri yang
berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman dan cita-cita.
2)
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia itu sendiri
yang terdiri dari :
a)
Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan masyarakat, tetangga, teman,
orangtua/keluarga dan teman sekolah.
b) Lingkungan non sosial meliputi keadaan
gedung sekolah, letak sekolah, jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat-alat
belajar, kondisi ekonomi orangtua dan lain-lain.
b.
Sumanto
(1990:108-115)
Menggolongkan
faktor yang mempengaruhi belajar anak menjadi tiga macam, yaitu:
1) Faktor-faktor
stimulasi belajar
Yang dimaksud
faktor stimulasi belajar adalah segala hal di luar individu itu untuk
mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulasi dalam penelitian ini
mencakup materiil serta suasana lingkungan yang ada di sekitar siswa.
2) Faktor metode
belajar
Metode yang dipakai
guru sangat mempengaruhi belajar siswa. Metode yang menarik dapat menimbulkan
rangsangan dari siswa untuk meniru dan mengaplikasikannya dalam cara
belajarnya.
3) Faktor-faktor
individual
Faktor ini
menyangkut hal-hal berikut: kematangan, faktor usia, jenis kelamin, pengalaman,
kapasitas mental, kondisi kesehatan fisik dan psikis, rohani serta motivasi.
C. Fungsi Motivasi
Adapun fungsi
motivasi ada tiga, yaitu:
a.
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
b. Menentukan
arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c.
Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut
D. Konsep Motivasi
Konsep motivasi yang dijelaskan
oleh Suwanto (2001:150) adalah sebagai berikut:
1.
Model
Tradisional
Untuk memotivasi
pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif dalam
bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi.
2.
Model
Hubungan Manusia
Untuk memotivasi
pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan mengakui kebutuhan sosial
mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
3.
Model
Sumber Daya Manusia
Pegawai
dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga
kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
E. Jenis-jenis Motivasi
1.
Motivasi
Biogenetis
Motivasi
biogenetis yaitu motivasi yang berasal dari diri manusia yang dilakukan untuk
kelangsungan hidupnya. Contoh makan, minum, bernafas, dan lain-lain.
2.
Motivasi
Sosiogenetis
Motivasi ini
dipelajari orang dan berasal dari lingkungan di mana orang tersebut berada.
Contoh ingin tahu, konferensi, cinta, harga diri, motivasi akan nilai dan makna
kehidupan, dan motivasi pemenuhan diri.
3.
Motivasi
Teogenesis
Motivasi
teogenesis adalah berasal dari hubungan antara manusia dan Tuhannya. Contoh :
beribadah, berdo’a, shalat, dan sebagainya.
F.
Teori-teori
Motivasi
1.
Teori
Motivasi ABRAHAM MASLOW (Teori Kebutuhan)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan
bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya
dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan
terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan
Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang
lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi.
Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum
kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting;
·
Kebutuhan
fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
·
Kebutuhan
rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
·
Kebutuhan
akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)
·
Kebutuhan
akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta
pengakuan)
·
Kebutuhan
aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi;
kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan
aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
2.
Teori
Motivasi HERZBERG (Teori dua faktor)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis
faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan
diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor
ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
·
Faktor
higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk
didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan
sebagainya (faktor ekstrinsik),
·
Faktor
motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk
didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb
(faktor intrinsik).
3.
Teori
Motivasi DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu
teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag
dipegang manajer
a.
Karyawan
secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b.
Karyawan
tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk
mencapai tujuan.
c.
Karyawan
akan menghindari tanggung jawab.
d.
Kebanyakan
karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan
pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
a.
Karyawan
dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
b.
Orang
akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada
sasaran.
c.
Rata
rata orang akan menerima tanggung jawab.
d.
Kemampuan
untuk mengambil keputusan inovatif.
4.
Teori
Motivasi VROOM (Teori Harapan )
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive
theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu
yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu
sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang
ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
·
Ekspektasi
(harapan) keberhasilan pada suatu tugas.
·
Instrumentalis,
yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan
suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
·
Valensi,
yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau
negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan.
Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.
5.
Teori
Motivasi ACHIEVEMENT Mc CLELLAND (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland
(1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
·
Need
for achievement (kebutuhan akan prestasi)
·
Need
for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan
soscialneed-nya Maslow)
·
Need
for Power (dorongan untuk mengatur).
6.
Teori
Motivasi CLAYTON ALDERFER (Teori “ERG)
Clayton Alderfer mengetengahkan teori
motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan
(exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini
sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika
kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan
kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu
dan dari situasi ke situasi.
7.
Teori
Penetapan Tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam
penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni :
a.
Tujuan-tujuan
mengarahkan perhatian;
b.
Tujuan-tujuan
mengatur upaya;
c.
Tujuan-tujuan
meningkatkan persistensi;
d.
Tujuan-tujuan
menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
8.
Teori
Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Berbagai teori atau model motivasi yang
telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena
didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang
bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh
persepsi tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional
disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai
konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai
faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah
perilaku.
Dalam hal ini berlakulah apaya yang
dikenal dengan “hukum pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk
mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan
mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya
konsekwensi yang merugikan.Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik
yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik
tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian tersebut berakibat pada
kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi konsekwensi
perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih
teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya
dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah,
yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian
hari.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai
yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari atasannya, mungkin
disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan
dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat
pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar
cara-cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat
dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut
ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.
BAB 3
Penutup
Kesimpulan
· Setiap
perilaku memiliki motiv masing-masing
· Perilaku
hanya dapat dipahami dengan sempurna melalui pengetahuan tentang motivasi yang
mendorong dan menggerakkannya.
· Peningkatan
perilaku dapat dilakukan dengan cara memperbaiki dan penyempurnaan motivasinya
itu.
· Keberhasilan
dalam berbagai bidang membutuhkan usaha untuk membangun motivasi yang kuat dan
sehat.
· ·Bahwa
motivasi instrinsik lebih baik daripada motivasi ekstrinsik. Namun, motivasi
ekstrinsik juga perlu digunakan dalam proses belajar mengajar.
· Setiap
manusia mempunyai keinginan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan itu berasal dari diri sendiri yang menuntut untuk dipenuhi. Salah
satu bekal yang diperlukan adalah bekal pendidikan yang memadai, sehingga pada
akhirnya seseorang akan merasa perlu untuk melanjutkan sekolahnya sampai pada
jenjang yang memungkinkan dirinya dapat memiliki bekal untuk memenuhi kebutuhan
secara berkualitas.
Daftar Pustaka
1. Robbins
P. Stephen, “Perilaku Organisasi”, Prentice Hall, edisi kesembilan, 2001
2. Notoadmodjo,
2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
3. Elder,
1994, Motivating Health Behavior, New York, Delmar Publisher Inc.
4. Feldman, 2003, Essentials of
Understanding Psychology, New York, Mc-Graw Hill Co. Inc
7. Suparyanto. 2011. Motivasi Dalam Promosi
Kesehatan, (Online), http://dr-suparyanto.blogspot.com/,
(diakses, 10 Desember 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar