Selasa, 27 November 2012

Konsep Motivasi


BAB 1
Pendahuluan

A.  Latar Belakang
       Aktivitas belajar kegiatan yang tidak terlepas dari faktor lain. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tidak kalah pentingnya.
       Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang itu dalam pembahasan ini disebut motivasi. Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya
       Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.

B.  Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang apa itu motivasi, teori-teori motivasi dan hal-hal yang berhubungan dengan motivasi.


BAB 2
Pembahasan

A.  Pengertian Motivasi
Pengertian motivasi menurut beberapa para ahli :
a)    T. Hani Handoko ( 2003:252)
“Keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
b)   H. Hadari Nawawi (2003:351)
“Suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar”.
c)    Anwar Prabu Mangkunegara (2002:95)
“kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja”.
d)   Henry Simamora (2004:510)
“Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendki”.
e)    Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes (2002:177)
“Tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan”. 
            Dari pengertian-pengertian motivasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.

Para ahli psikologi berusaha menggolongkan motivasi yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme ke dalam dua bentuk yaitu :
1.    Motivasi Intrinsik
       Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
       Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik motivations are inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.
2.    Motivasi Ekstrinsik
       Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik,atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

B.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor Ekstern
Ø  Lingkungan sosial
Ø  Pemimpin dan kepemimpinannya
Ø  Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
Ø  Dorongan atau bimbingan atasan
2. Faktor Intern
Ø  Pembawaan individu
Ø  Tingkat pendidikan
Ø  Pengalaman masa lampau
Ø  Keinginan atau harapan masa depan.

Menurut para ahli:
a.    Muhidin Syah (1995:108-115)
1) Faktor internal adalah faktor ynag ada dalam diri manusia itu sendiri yang berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman dan cita-cita.
2) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia itu sendiri yang terdiri dari :
a) Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan masyarakat, tetangga, teman, orangtua/keluarga dan teman sekolah.
b)    Lingkungan non sosial meliputi keadaan gedung sekolah, letak sekolah, jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar, kondisi ekonomi orangtua dan lain-lain.
b.    Sumanto (1990:108-115)
Menggolongkan faktor yang mempengaruhi belajar anak menjadi tiga macam, yaitu:
1) Faktor-faktor stimulasi belajar
Yang dimaksud faktor stimulasi belajar adalah segala hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulasi dalam penelitian ini mencakup materiil serta suasana lingkungan yang ada di sekitar siswa.
2) Faktor metode belajar
Metode yang dipakai guru sangat mempengaruhi belajar siswa. Metode yang menarik dapat menimbulkan rangsangan dari siswa untuk meniru dan mengaplikasikannya dalam cara belajarnya.
3) Faktor-faktor individual
Faktor ini menyangkut hal-hal berikut: kematangan, faktor usia, jenis kelamin, pengalaman, kapasitas mental, kondisi kesehatan fisik dan psikis, rohani serta motivasi.

C.  Fungsi Motivasi
Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut

D.  Konsep Motivasi
Konsep motivasi yang dijelaskan oleh Suwanto (2001:150) adalah sebagai berikut:
1.    Model Tradisional
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi.
2.    Model Hubungan Manusia
Untuk memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
3.    Model Sumber Daya Manusia
Pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.

E.  Jenis-jenis Motivasi
1.    Motivasi Biogenetis
Motivasi biogenetis yaitu motivasi yang berasal dari diri manusia yang dilakukan untuk kelangsungan hidupnya. Contoh makan, minum, bernafas, dan lain-lain.
2.    Motivasi Sosiogenetis
Motivasi ini dipelajari orang dan berasal dari lingkungan di mana orang tersebut berada. Contoh ingin tahu, konferensi, cinta, harga diri, motivasi akan nilai dan makna kehidupan, dan motivasi pemenuhan diri.
3.    Motivasi Teogenesis
Motivasi teogenesis adalah berasal dari hubungan antara manusia dan Tuhannya. Contoh : beribadah, berdo’a, shalat, dan sebagainya.

F.   Teori-teori Motivasi
1.    Teori Motivasi ABRAHAM MASLOW (Teori Kebutuhan)
       Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting;
·         Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
·         Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
·         Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
·         Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
·         Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
2.    Teori Motivasi HERZBERG (Teori dua faktor)
       Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
·         Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik),
·         Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
3.    Teori Motivasi DOUGLAS McGREGOR
       Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a.       Karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b.      Karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c.       Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d.      Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
a.       Karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
b.      Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
c.       Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
d.      Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
4.    Teori Motivasi VROOM (Teori Harapan )
       Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
·         Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas.
·         Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
·         Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.
5.    Teori Motivasi ACHIEVEMENT Mc CLELLAND (Teori Kebutuhan Berprestasi)
       Teori yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
·         Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
·         Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow)
·         Need for Power (dorongan untuk mengatur).
6.    Teori Motivasi CLAYTON ALDERFER (Teori “ERG)
       Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
7.    Teori Penetapan Tujuan (goal setting theory)
       Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni :
a.       Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian;
b.      Tujuan-tujuan mengatur upaya;
c.       Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi;
d.      Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
8.    Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
       Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.
       Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.
       Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian hari.
       Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.
       Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.


BAB 3
Penutup

Kesimpulan
·      Setiap perilaku memiliki motiv masing-masing
·      Perilaku hanya dapat dipahami dengan sempurna melalui pengetahuan tentang motivasi yang mendorong dan menggerakkannya.
·      Peningkatan perilaku dapat dilakukan dengan cara memperbaiki dan penyempurnaan motivasinya itu.
·      Keberhasilan dalam berbagai bidang membutuhkan usaha untuk membangun motivasi yang kuat dan sehat.
·      ·Bahwa motivasi instrinsik lebih baik daripada motivasi ekstrinsik. Namun, motivasi ekstrinsik juga perlu digunakan dalam proses belajar mengajar.
·      Setiap manusia mempunyai keinginan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Kebutuhan itu berasal dari diri sendiri yang menuntut untuk dipenuhi. Salah satu bekal yang diperlukan adalah bekal pendidikan yang memadai, sehingga pada akhirnya seseorang akan merasa perlu untuk melanjutkan sekolahnya sampai pada jenjang yang memungkinkan dirinya dapat memiliki bekal untuk memenuhi kebutuhan secara berkualitas.


Daftar Pustaka 
1.      Robbins P. Stephen, “Perilaku Organisasi”, Prentice Hall, edisi kesembilan, 2001
2.      Notoadmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
3.      Elder, 1994, Motivating Health Behavior, New York, Delmar Publisher Inc.
4.      Feldman, 2003, Essentials of Understanding Psychology, New York, Mc-Graw Hill Co. Inc
7. Suparyanto. 2011. Motivasi Dalam Promosi Kesehatan, (Online), http://dr-suparyanto.blogspot.com/, (diakses, 10 Desember 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar